Pada Selasa (6/2/2018), ribuan mahasiswa itu dilepas Rektor Unswagati, H Mukarto Siswoyo. Dalam sambutannya, Mukarto menyampaikan, bahwa KKN ini merupakan satu kewajiban mahasiswa yang ditugaskan langsung oleh Dirjen Dikti. Dengan ini, maka mahasiswa akan meningkatkan empati dan kepedulian kepada masyarakat.
“Dengan KKN ini, mahasiswa mampu menegakkan nilai kepribadian, nasionalisme, dan Pancasila. Karena berbaur dengan masyarakat mampu mendorong learning community dan sociality,” ungkapnya di hadapan mahasiswa dan dosen pembina lapangan (DPL).
Diharapkan, mahasiswa juga mampu memberikan manfaat untuk pembelajaran di lapangan. Tidak melulu mendapatkan ilmu di kelas, melainkan di praktekkan dan diimplementasikan di masyarakat, sehingga akan memeberikan manfaat secara nyata.
Peserta KKN dibagi ke 5 kecamatan di Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari 52 desa. Kedepannya mahasiswa KKN selama 5 periode berkelanjutan di satu daerah agar tetap kontinyu dan berkelanjutan pencapaian programnya.
Peserta KKN juga harus mampu mempelajari banyak kultur, adat istiadat, serta potensi yang dimiliki di masing-masing daerah, sehingga keberadaan mahasiswa Unswagati di tengah-tengah masyarakat selama kurun 5 minggu mampu mengangkat potensi dan mengembangkan keanekaragaman di daerah tersebut.
Mengenai dipilihnya Kabupaten Cirebon sebagai lokasi KKN, karena ingin membantu Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), SDM, dan juga daya beli.
“Kabupaten Cirebon itu luas, tapi potensinya sangat bagus jika dikelola dengan baik. Untuk itu, dengan adanya mahasiswa Unswagati KKN ini akan lebih memotivasi masyarakat dan mengubah mindset melalui peluang dan potensi yang dimiliki,” tegasnya.
Nantinya, mahasiswa diharapkan dapat membuat karya monumental baik fisik maupun nonfisik. Karya ini agar menjadi kenang-kenangan telah diadakannya KKN oleh Mahasiswa Unswagati.(Ani/Job)
0 Komentar